KONSELING
PERSIAPAN LAKTASI
A.
DASAR TEORI
Persiapan
laktasi pada masa kehamilan merupakan hal yang penting dan harus dilakukan
sejak awal kehamilan. Bidan harus mampu mengajarkan teknik perawatan payudara
pada ibu hamil dan memberikan konseling
persiapan laktasi. Persiapan ini penting karena tidak hanya mempersiapkan ibu
secara fisik tetapi juga secara psikologi.
Pada kenyataanya banyak ibu yang tidak berhasil memberikan ASI bukan karena masalah fisiknnya tetapi
lebih ke psikologisnya. Bidan harus Mampu memberikn keyakinan bahwa ASI sangat
bermanfaat bagi bayi dan setiap ibu dapat menyusui.
Tahap
persiapan laktasi dimulai dari perawatan payudara. Perawatan payudara
saat hamil merupakan salah satu hal penting yang harus dilakukan oleh ibu hamil
selama kehamilannya, hal ini dilakukan demi keberhasilan menyusui ibu kelak.
Perawatan selama kehamilan bertujuan agar selama masa menyusui tidak produksi
ASI cukup, mendeteksi lebih dini jika terjadi kelainan pada payudara sehinnga
dapat dikoreksi lebih awal.
Pada
umumnya, Wanita dann dalam kehamilan 6-8 minggu akan mengalami pembesaran
payudara. Payudara akan tersa lebih padat, kencang, sakit dan tampak jelas
dipermukaan kulit adanya gambaran pembuluh darah yang bertambah serta melebar.
Kelenjer monrgometry pada daerah areola
tampak lebih nyata dan menonjol. Sejak awal kehamilan normalnyaa payudara mengeluarkan cairan apabila dipijat.
Berikut ini adalah tahapan pengeluaran cairan pada payudara :
1. Awal
mkehamilan sampai usia kehamilan 16 mnggu cairan yang keluar berwarnah jernih.
2. Usia
kehamilan 16-32 minggu berwarna agak putih seperti air susu yang encer sekali.
3. Usia
kehamilan 32 minggu sampai melahirkan
keluar cairan yang kental ,yang berwarnna kuning,dan mengandung banyak
lemak, disebut kolostrum.
Perawatan
payudara pada masa kehamilan memiliki
manfaat yang besar diantaranya untuk
persiapan masa laktasinya. Berikut untuk
manfaat perawatan payudara saat hamil :
1. Menjaga
kebersihan payudara terutama kebersihan daerah putting susu.
2. Melenturkan
dan menguatkan putting susu sehingga memudahkan bayi pada waktu menyusui.
3. Merangsang
kelenjer-kelenjer air susu sehingga produksi ASI banyak dan lancer.
4. Dapat
mendeteksi kelainan-kelainan
payudara secara dini dan melakukan upaya untuk mengatasinya.
5. Mempersiapkan
mental (psikis) ibu untuk menyusui .
Sebaliknya
kelainan ibu dalam melakukan perawatan payudara masa kehamilan dapat berakibat
fatal , diantaranya berakibat pada :
1. ASI
tidak keluar, hal ini searing terjadi dan baru keluar setelah hari kedua dan
setelahnya.
2. Putting
susu tidak menonjol sehingga bayi sulit untuk mengisap putting susu, meskipun
bayi menghisap ASI pada areola mammaenya.
3. Produksi
ASI sedikit sehingga tidak cukup dikonsumsi bayi.
4. Infeksim pada payudara, payudara bengkak atau
bernanah.
5. Muncul
benjolan di payudara dll.
Bidan
dalam mempersiapkan ibu hamil pada masa
laktasinya juga harus melakukan pemeriksaan payudara dengan seksama. Pemeriksaan ini sangat penting untuk menunjang keberhasilan dalam menyusu.
Pemeriksaan dilakukan dengan cara inspeksi dan palpasi. Salah satu pemeriksaan
yang penting dilakukan adalah pemeriksaan putting susu ibu. Guna menunjang
keberhasilan menyusui perlu dilakukan
pemeriksaan kelenturan putting dengan cara :
1 Sebelum
dipegang periksa dulu bentuk putting susu apakah menonjol atau mendelep.
2 Cubit
areola disisi putting susu dengan menggunakan ibu jari dan telunjuk.:
a) .Puting
susu pendek, apakah lentur atau tidak ?
b) Bila
dapat ditarik, maka kelenturannya baik, protraktil.
c) Bila
masuk kedalam saat di coba ditarik maka
tidak lentur.
3. Dengan perlahan putting susu dan areola
ditarik, untuk membentuk “dot”, bila putting susu :
a. Mudah
ditarik, berarti lentur.
b. Tertarik
sedikit, berarti kurang lentur.
c. Masuk
kedalam, berarti putting susu terbenam.
Apabila
dalam pemeriksaan didapatkanb kelenturan putting kurang atau terbenam , bidan
dapat mengajarkan beberapa tindakan untuk mengatasinya,
diantaranya :
1. Cara
pertama adalah dengan menggunakan kedua jari telunjuk atau ibu jari, daerah di
sekitar putting susu diurut kearah berlawanan menuju kedasar payudara sampai
semua daerah payudara. Cara ini dilakukan sehari dua kali selama 6 menit.
2. Cara
kedua adalah dengan memodifikasi spuit 2,5 cc ( cara ini disarankan pada ibu
menyusui ).
Tahapan
perawatan payudara lanjutan yang harus dilakukan oleh ibu hamil adalah :
1. Basahi
kedua telapak tangan dengan mimnyak kelapa/baby oil.
2. Kompres
putting susu sampai areola mammae dengan minyak kelapa selama 2-3 menit.
Tujuannya untuk memperlunak kotoran atau keran yang menempel pada putting susu
sehingga mudah dibersihkan. Jangan membersihkan
dengan alcohol atau yang lainnya
yang bersifat iritasi karena dapat menyebabkan putting susu lecet.
3. Kedua
putting susu dipegang lalu ditarik, diputar kearah dalam dan kearah luar. (searah dan berlawanan jarum
jam)
4. Pijat kedua areola
mamae hingga keluar 1-2 tetes.
5. Kedua
putting susu dan sekitarnya dibersihkan dengan air hangat dan handuk kering bersih.
6. Pakailah
BH yang menopang payudara dan sesuai dengan bentuk payudara, jangan
ketat dsan menekan payudara karena ingin
m,empertahankan bentuk payudara.
Mempertahankan bentuk payudara setelah
hamil dan dilakukan dengan gerakan memperkuatkan otot pektoralis: Kedua lengan disilangkan kedua dada , saling memegang siku
lengan lainnya, kemudian lakukan tarikan sehingga terasa tegangan otopt-otot
didasar payudara.
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam persiapan
dalam persiapan laktasi :
1 Nutrisi/
gizi ibu hamil.
Zat gizi yang masuk
kedalam tubu8h serta cadangan yang ada
pada wanita hamil dan menyusui yang akan digunakan untuk aktifitas dan metabolism ibu, untuk
memproses pembentukan ASI dan nilai kalori serta zat gizi ASI itu sendiri. Gizi semaswa hamil
berhubungan dengan laktasinya, oleh karena itu butuh perhatian khusus.
Perhatian ini dimulai konsumsi makanan ibu hamil yang harus memenuhi syarat tertentu.
a. Memenuhi
kebutuhan Zat gizi ( energy, protein,
vitamin,dan mineral )
Berdasarkan
angka kecukupan gizi, kebutuhan tyambahan kalori wanita hamil kurang l,ebih 300
kalori per hari. Kebutuhan protein 56 gram per hari, kecuali itu perlu tambahan
vitamin,mineral, seperti vitamin A, tiamin, riboflavin, niasin, vitamin C,
kalsium dan zat besi.
b. Me4mperhatikan
kondisi khusus yang dialami ibu hamil kondisi mual muntah,oleh karena itu porsi
kecil tapi sering., dan mengkonsumsi makanan yang segar seperti buah dan sup.
2 .Istirahat :
Wanita hamil sebaiknya
tibur tidur minimal 8 jam sehari.
Kegioatan dan gerakannya sehari-hari harus memperhatikan perubahan fisik dan
mental yang terjadi pada dirinya, diantara waktu kegiatannya tersebut
diperlukan waktu untu7k istirahat ( santai) guna melemaskan otot-otot. Bagi
waqnita yang bekerja , hendaknya dapat diatur agar cuti hamil dan bersalinnya dapat diambil sebanyak mungkin seterlah ia bersalin sehingga
ia dapat menyusui bayinya selama mungkin sebelum bekerja.
3 .Tidak
merokok,minum alcohol, kopi, dan soda.
Termasuk menjauhi asap
rokok dari orang lain. Minuman kopi dan
minuman soda dapat mengurangi kemampuan usus untuk menyerap kalsium dan zat
besi.
4 Obat-obatan
Pemakaian obat-obatan selama
hamil hanya atas petunjuk bidan atau dokter,
terutama menjelang persalinan perlu diperhatikan, agar tidak berpengaruh
terhadap laktasi.
5 Keluhan
lain.
Adanya keluhan lain
misalnya sakit gigi/ mulut,infeksi lainnya, perlu diperhatikan , karena dapat menjalar
kebagian tubuh lainnya dan menggangu kehamilan.
6 Kebersihan
diri dan pakaian yang nyaman.
Perlu mendapatkan
perhatian untuk menjaga kesehatan. Pilihlah pakaian yang longgar, ringan, mudah
dipakai dan menyerapp keringat.
7 Mengenal
petugas kesehatan yang menolong.
Sebaiknya selama 3
bulan terakhir kehamilan, seorang ibu telah menentukan seorang dokter atau
bidan yang akan mengawasi persalinan dan pertolongan anaknya kelak. Kerjasama antara tenaga penolong
persalinan dan dokter anak juga harus dibina.
DAFTAR PUSTAKA
1.
Yeyeh. A, Yulianti. L, Maemunah.
Susilawati. L. 2009.
Diklat
Kuliah Asuhan Kebidanan 1(Kehamilan). CV. Trans Info Media : Jakarta.
2.
Sidi. IPS, Suradi. R, Masoara. S,
Boedihardjo. SD, Marnoto. W. 2009. Manajemen Laktasi. Perinasia: Jakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar