Rabu, 08 Juni 2016

KONSELING PERSIAPAN LAKTASI



KONSELING PERSIAPAN LAKTASI


A.    DASAR TEORI
Persiapan laktasi pada masa kehamilan merupakan hal yang penting dan harus dilakukan sejak awal kehamilan. Bidan harus mampu mengajarkan teknik perawatan payudara pada  ibu hamil dan memberikan konseling persiapan laktasi. Persiapan ini penting karena tidak hanya mempersiapkan ibu secara fisik tetapi juga secara psikologi.  Pada kenyataanya banyak ibu yang tidak berhasil memberikan  ASI bukan karena masalah fisiknnya tetapi lebih ke psikologisnya. Bidan harus Mampu memberikn keyakinan bahwa ASI sangat bermanfaat bagi bayi dan setiap ibu dapat menyusui.
Tahap persiapan  laktasi dimulai  dari perawatan payudara. Perawatan payudara saat hamil merupakan salah satu hal penting yang harus dilakukan oleh ibu hamil selama kehamilannya, hal ini dilakukan demi keberhasilan menyusui ibu kelak. Perawatan selama kehamilan bertujuan agar selama masa menyusui tidak produksi ASI cukup, mendeteksi lebih dini jika terjadi kelainan pada payudara sehinnga dapat dikoreksi lebih awal.
Pada umumnya, Wanita dann dalam kehamilan 6-8 minggu akan mengalami pembesaran payudara. Payudara akan tersa lebih padat, kencang, sakit dan tampak jelas dipermukaan kulit adanya gambaran pembuluh darah yang bertambah serta melebar. Kelenjer monrgometry  pada daerah areola tampak lebih nyata dan menonjol. Sejak awal kehamilan normalnyaa  payudara mengeluarkan cairan apabila dipijat. Berikut ini adalah tahapan pengeluaran cairan pada payudara :
1.      Awal mkehamilan sampai usia kehamilan 16 mnggu cairan yang keluar berwarnah jernih.
2.      Usia kehamilan 16-32 minggu berwarna agak putih seperti air susu yang encer sekali.
3.      Usia kehamilan 32 minggu sampai melahirkan  keluar cairan yang kental ,yang berwarnna kuning,dan mengandung banyak lemak, disebut kolostrum.
Perawatan payudara  pada masa kehamilan memiliki manfaat  yang besar diantaranya untuk persiapan  masa laktasinya. Berikut untuk manfaat perawatan payudara saat hamil :
1.      Menjaga kebersihan payudara terutama kebersihan daerah putting susu.
2.      Melenturkan dan menguatkan putting susu sehingga memudahkan bayi pada waktu menyusui.
3.      Merangsang kelenjer-kelenjer air susu sehingga produksi ASI banyak dan lancer.
4.      Dapat mendeteksi  kelainan-kelainan payudara  secara dini  dan melakukan upaya untuk mengatasinya.
5.      Mempersiapkan mental (psikis) ibu untuk menyusui .

Sebaliknya kelainan ibu dalam melakukan perawatan payudara masa kehamilan dapat berakibat fatal , diantaranya  berakibat pada :
1.      ASI tidak keluar, hal ini searing terjadi dan baru keluar setelah hari kedua dan setelahnya.
2.      Putting susu tidak menonjol sehingga bayi sulit untuk mengisap putting susu, meskipun bayi menghisap ASI pada areola mammaenya.
3.      Produksi ASI sedikit sehingga tidak cukup dikonsumsi bayi.
4.       Infeksim pada payudara, payudara bengkak atau bernanah.
5.      Muncul benjolan di payudara dll.
Bidan dalam mempersiapkan  ibu hamil pada masa laktasinya juga harus melakukan pemeriksaan payudara dengan  seksama. Pemeriksaan ini sangat penting  untuk menunjang keberhasilan dalam menyusu. Pemeriksaan dilakukan dengan cara inspeksi dan palpasi. Salah satu pemeriksaan yang penting dilakukan adalah pemeriksaan putting susu ibu. Guna menunjang keberhasilan menyusui perlu dilakukan  pemeriksaan kelenturan putting dengan cara :
1  Sebelum dipegang periksa dulu bentuk putting susu apakah menonjol atau mendelep.
2     Cubit areola disisi putting susu dengan menggunakan ibu jari dan telunjuk.:
a)      .Puting susu pendek, apakah lentur atau tidak ?
b)      Bila dapat ditarik, maka kelenturannya baik, protraktil.
c)      Bila masuk kedalam  saat di coba ditarik maka tidak lentur.
3.       Dengan perlahan putting susu dan areola ditarik, untuk membentuk “dot”, bila putting susu :
a.       Mudah ditarik, berarti lentur.
b.      Tertarik sedikit, berarti kurang lentur.
c.       Masuk kedalam, berarti putting susu terbenam.
Apabila dalam pemeriksaan didapatkanb kelenturan putting kurang atau terbenam , bidan dapat  mengajarkan  beberapa tindakan untuk mengatasinya, diantaranya :
1.      Cara pertama adalah dengan menggunakan kedua jari telunjuk atau ibu jari, daerah di sekitar putting susu diurut kearah berlawanan menuju kedasar payudara sampai semua daerah payudara. Cara ini dilakukan sehari dua kali selama 6 menit.
2.      Cara kedua adalah dengan memodifikasi spuit 2,5 cc ( cara ini disarankan pada ibu menyusui ).
Tahapan perawatan payudara lanjutan yang harus dilakukan oleh ibu hamil adalah :
1.      Basahi kedua telapak tangan dengan mimnyak kelapa/baby oil.
2.      Kompres putting susu sampai areola mammae dengan minyak kelapa selama 2-3 menit. Tujuannya untuk memperlunak kotoran atau keran yang menempel pada putting susu sehingga mudah dibersihkan. Jangan membersihkan  dengan alcohol  atau yang lainnya yang bersifat iritasi karena dapat menyebabkan putting susu lecet.
3.      Kedua putting susu dipegang lalu ditarik, diputar kearah dalam  dan kearah luar. (searah dan berlawanan jarum jam)
4.      Pijat  kedua areola  mamae hingga keluar 1-2 tetes.
5.      Kedua putting susu dan sekitarnya dibersihkan dengan air hangat  dan handuk kering bersih.
6.      Pakailah BH   yang menopang payudara  dan sesuai dengan bentuk payudara, jangan ketat dsan menekan payudara  karena ingin m,empertahankan  bentuk payudara. Mempertahankan bentuk payudara  setelah hamil dan dilakukan dengan gerakan memperkuatkan otot pektoralis: Kedua lengan  disilangkan kedua dada , saling memegang siku lengan lainnya, kemudian lakukan tarikan sehingga terasa tegangan otopt-otot didasar payudara.
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam persiapan dalam persiapan laktasi :
1     Nutrisi/ gizi ibu hamil.
Zat gizi yang masuk kedalam tubu8h serta cadangan  yang ada pada wanita hamil dan menyusui yang akan digunakan  untuk aktifitas dan metabolism ibu, untuk memproses pembentukan ASI dan nilai kalori serta zat gizi  ASI itu sendiri. Gizi semaswa hamil berhubungan dengan laktasinya, oleh karena itu butuh perhatian khusus. Perhatian ini dimulai konsumsi makanan ibu hamil yang  harus memenuhi syarat tertentu.
a.       Memenuhi kebutuhan Zat gizi  ( energy, protein, vitamin,dan mineral )
Berdasarkan angka kecukupan gizi, kebutuhan tyambahan kalori wanita hamil kurang l,ebih 300 kalori per hari. Kebutuhan protein 56 gram per hari, kecuali itu perlu tambahan vitamin,mineral, seperti vitamin A, tiamin, riboflavin, niasin, vitamin C, kalsium dan zat besi.
b.      Me4mperhatikan kondisi khusus yang dialami ibu hamil kondisi mual muntah,oleh karena itu porsi kecil tapi sering., dan mengkonsumsi makanan yang segar seperti buah dan sup.

2     .Istirahat  :
Wanita hamil sebaiknya tibur  tidur minimal 8 jam sehari. Kegioatan dan gerakannya sehari-hari harus memperhatikan perubahan fisik dan mental yang terjadi pada dirinya, diantara waktu kegiatannya tersebut diperlukan waktu untu7k istirahat ( santai) guna melemaskan otot-otot. Bagi waqnita yang bekerja , hendaknya dapat diatur agar cuti  hamil dan bersalinnya dapat diambil  sebanyak mungkin seterlah ia bersalin sehingga ia dapat menyusui bayinya selama mungkin sebelum bekerja.
3     .Tidak merokok,minum alcohol, kopi, dan soda.
Termasuk menjauhi asap rokok dari orang lain. Minuman kopi  dan minuman soda dapat mengurangi kemampuan usus untuk menyerap kalsium dan zat besi.
4     Obat-obatan
Pemakaian obat-obatan selama hamil hanya atas petunjuk bidan atau dokter,  terutama menjelang persalinan perlu diperhatikan, agar tidak berpengaruh terhadap laktasi.
5     Keluhan lain.
Adanya keluhan lain misalnya sakit gigi/ mulut,infeksi lainnya, perlu diperhatikan , karena dapat menjalar kebagian tubuh lainnya dan menggangu kehamilan.
6     Kebersihan diri dan pakaian yang nyaman.
Perlu mendapatkan perhatian untuk menjaga kesehatan. Pilihlah pakaian yang longgar, ringan, mudah dipakai dan menyerapp keringat.
7     Mengenal petugas kesehatan yang menolong.
Sebaiknya selama 3 bulan terakhir kehamilan, seorang ibu telah menentukan seorang dokter atau bidan yang akan mengawasi persalinan dan pertolongan anaknya  kelak. Kerjasama antara tenaga penolong persalinan dan dokter anak juga harus dibina.





DAFTAR PUSTAKA

1.      Yeyeh. A, Yulianti. L, Maemunah. Susilawati. L. 2009.
Diklat Kuliah Asuhan Kebidanan 1(Kehamilan). CV. Trans Info Media : Jakarta.
2.      Sidi. IPS, Suradi. R, Masoara. S, Boedihardjo. SD, Marnoto. W. 2009. Manajemen Laktasi. Perinasia: Jakarta.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar