Gelombang Elektromagnetik Dapat Mengganggu Kehamilan
Dalam studi yang di kutip dari dailymail.co.uk paparan radiasi selama kehamilan akan mempengaruhi perkembangan otak janin sehingga menyebabkan hiperaktif. Penelitian ini dilakukan oleh Yale School of Medicine. Radiasi yang dihasilkan dari ponsel pada waktu yang lama akan memberikan efek buruk apalagi jika anda terbiasa meletakan ponsel di dekat rahim anda.Studi yang dilakuakn wanita yang meletakan ponsel di area tubuh fatal, termasuk rahim sebagai alat reproduksi wanita sehingga akan mengganggu kerusakan sel sehingga menyebabkan keguguran pada usia janin 2 atau 3 bulan.Sebenarnya tidak ada larangan untuk anda menggunakan ponsel ketika kehamilan sedang berlangsung , akan tetapi untuk anda yang sedang hamil dan sangat sering menggunakan ponsel hingga menghabiskan waktu seharian, akan menimbulkan resiko anak dengan masalah tingkah laku. Apabila bayi anda sudah mengalami hiperaktif maka dikhawatirkan akan mengganggu proses pemahaman dan emosi di sekolahnya. Penelitian lain menunjukan adanya kemungkinan memicu kanker akubat terstimulasi dengan penggunaan ponsel pada anak-anak, terlebih jika anak anda sudah mulai memainkan ponsel dan menerima pengaruh buruk dari radiasinya. Sebaiknya untuk anda membatasi penggunaan ponsel bagi anak-anak sehingga tidak menggangu jaringan otak yang masih rentan dalam masa perkembangan. Meskipun sampai saat ini masih dilakukan penelitian yang lebih lanjut terhadap pengaruh radiasi (ponsel) terhadap kesehatan. Tidak ada salahnya anda bijaksana dalam menggunakan ponsel, jauhkan ponsel anda di bagian tubuh yang fatal ,jantung, alat reproduksi, payudara, ginjal dll. Hingga mampu meminalisir kemungkikan terburuk dari ponsel.
Radiasi Ponsel (Handphone) Berbahaya Bagi Kesehatan
Janin
Selama ini kita sering sekali
mendengar bahwa radiasi ponsel atau handphone dapat menimbulkan efek yang tidak
baik bagi manusia. Meski banyak kalangan yang meyakini kebenaran hal tersebut,
nyatanya tidak sedikit pula para ahli yang membantahnya dengan dalih belum ada
penelitian yang cukup valid untuk membuktikan kebenaran hal tersebut. Namun,
baru-baru ini, sebuah penelitian di Sekolah Medis Universitas Yale,
Amerika mengungkapkan bahwa penggunaan ponsel (telepon genggam) pada wanita
hamil ternyata berdampak tidak baik bagi kesehatan janin yang dikandung. Para
peneliti menyarankan agar wanita hamil sebaiknya tidak menyimpan ponsel di saku
dekat perut karena radiasinya bisa membahayakan kesehatan janin. Wanita hamil
juga dihimbau untuk tidak terlalu sering (banyak) menggunakan ponselnya untuk
meminimalkan resiko radiasi yang ditimbulkan. Dampak yang
cukup serius dari radiasi tersebut terhadap janin adalah bisa mempengaruhi
perkembangan otak bayi, menyebabkan hiperaktivitas, gangguan memori (daya
ingat), perasaan cemas dan gangguan perilaku. Hasil riset yang telah
dipublikasikan di Scientific Reports ini menyatakan bahwa paparan
radiasi telepon seluler akan mempengaruhi perkembangan neuron otak, khususnya
di bagian tertentu pada otak yang bertanggung jawab pada kemampuan untuk
memusatkan perhatian (konsentrasi) dan memori, serta daerah pada otak yang
berkaitan dengan masalah perilaku. Seperti
yang dilansir nydailynews pada 15-03-2012, Dr. Hugh Taylor selaku
peneliti yang melakukan riset tersebut mengungkapkan bahwa akan lebih aman bila
wanita hamil tidak membawa (menyimpan) ponsel di dekat perut mereka. Taylor
juga menambahkan bahwa pada saat tidur, sebaiknya ponsel tidak boleh berada di
dekat wanita hamil, kecuali jika ponsel dalam keadaan mati (dimatikan).
Otak bayi masih lebih sensitif
daripada otak orang dewasa. Radiasi ponsel yang mungkin tidak terlalu berdampak
besar bagi orang dewasa, bisa jadi memberikan pengaruh cukup besar dan dapat
mengganggu tumbuh kembang bayi dalam kandungan. Terlebih bila bayi cukup sering
dan banyak menerima radiasi tersebut.
Riset tersebut dilakukan pada
hewan percobaan, yaitu tikus yang sedang mengandung. Dan diperoleh hasil bahwa
bayi tikus yang lahir ternyata mengalami masalah pada otak dan perilaku.
Sebagaimana yang kita ketahui, banyak penelitian yang menggunakan tikus sebagai
media percobaannya karena selain mudah dikembangbiakkan, tikus dinilai memiliki
kemiripan genetik, karakteristik biologis dan perilaku dengan manusia. Selain
itu, banyak pula gejala-gejalan dan kondisi tertentu pada manusia yang ternyata
bisa direplikasi pada tikus.
Meskipun riset tersebut baru
dilakukan sebatas pada hewan percobaan tikus, namun para peneliti memiliki
keyakinan yang cukup besar akan kebenaran temuan ini. Menurut mereka, selebihnya
hanya dibutuhkan penelitian yang lebih mendalam lagi pada manusia untuk
memahami seperti apa mekanisme yang terjadi sampai radiasi ponsel bisa
berdampak buruk ke janin. Perlu juga untuk melakukan kalkulasi mengenai batasan
paparan radiasi ponsel yang aman dan masih diperbolehkan untuk diterima ibu
hamil.
Ponsel (handphone) atau
telepon genggam sebenarnya memancarkan radiasi elektromagnetik frekuensi
gelombang radio (Radio Frequency-Electromagnetic Radiation atau RF-EMR),
dan disebut radiasi elektromagnetik non ionisasi (tidak berpotensi menimbulkan
ionisasi pada sel/jaringan tubuh). Radiasi ponsel sering juga disebut dengan
radiasi microwave (radiasi elektromagnetik gelombang mikro).
Hampir setiap peralatan
elektronik dalam rumah tangga menggunakan gelombang radio energi rendah ini,
misalnya televisi, komputer, dan microwave. Berbeda dengan jenis radiasi
elektromagnetik ionisasi seperti sinar X yang memang berbahaya bagi manusia,
para ahli berpendapat bahwa radiasi elektromagnetik non ionisasi tidak berbahaya
dan tidak menimbulkan efek yang cukup serius bagi manusia.
Meskipun demikian, sejumlah
temuan dari berbagai hasil penelitian yang pernah dilakukan selama ini ternyata
menunjukkan adanya dampak negatif yang cukup serius akibat radiasi gelombang
radio pada ponsel yang masuk ke tubuh manusia. Studi di Kalifornia, Amerika
yang telah diterbitkan di Journal of Epidemiology and Community Health,
juga memperlihatkan hasil yang sama. Penelitian yang dilakukan pada tahun 2008
itu menemukan fakta bahwa penggunaan ponsel yang terlalu sering pada wanita
hamil dapat meningkatkan resiko anak mengalami gangguan perilaku, menimbulkan
hiperaktivitas dan gangguan dalam memusatkan perhatian (konsentrasi).
Beberapa ahli berpandangan
bahwa bukan radiasi gelombang radio dari ponsel yang secara langsung memberikan
efek ke janin, melainkan bila ponsel digunakan terlalu sering dalam waktu yang
lama maka radiasi tersebut bisa menimbulkan panas yang bisa berbahaya bagi ibu
hamil dan janin.
Lalu, bagaimana sebaiknya?
- Akan jauh lebih bijaksana bagi wanita hamil untuk tidak terlalu sering “memainkan” ponselnya agar bisa meminimalkan resiko dan bahaya yang mungkin terjadi. Gunakan ponsel seperlunya, bila memang diperlukan.
- Jika sedang tidak digunakan dan ponsel dalam keadaan hidup, sebaiknya jangan terlalu sering memegang ponsel, dan jangan menyimpan ponsel di daerah sekitar perut (seperti saku celana/rok).
- Jangan biasakan meletakkan ponsel dekat dengan Anda saat tidur, khususnya di daerah dekat kepala. Tempatkan ponsel agak jauh dari tubuh Anda untuk mengurangi resiko dan bahaya yang mungkin terjadi.
- Ada baiknya pula untuk menggunakan alat hands-free saat menelepon dan menggunakan ponsel atau bisa juga dengan menggunakan speaker phone saat berbicara menggunakan ponsel. Cara ini diyakini bisa menurunkan radiasi yang diterima ibu hamil yang tentunya juga akan semakin menurunkan resiko dan dampak negatif radiasi ponsel bagi janin.
- Pada saat menggunakan fasilitas bluetooth sebaiknya jauhkan ponsel dari tubuh Anda karena saat menggunakan bluetooth sejumlah radiasi juga dipancarkan, meskipun dalam level yang tidak terlalu besar.
Sejumlah penelitian mencatat
bahwa dampak dan bahaya radiasi ponsel ternyata tak hanya dikhawatirkan
berbahaya bagi ibu hamil dan janin saja, melainkan juga dikhawatirkan berbahaya
bagi pria dan anak-anak karena bisa mengganggu otak dan perilaku. Bagi pria,
tidak disarankan untuk menyimpan ponsel di saku bagian bawah karena beresiko
mengganggu kualitas s p er ma. Di negara-negara di Eropa seperti Jerman,
Inggris, Perancis, dan Skandinavia, telah diberlakukan larangan penggunaan
ponsel pada anak-anak, kecuali dalam kondisi atau keadaan yang memang darurat
dan diperlukan. Langkah ini diambil sebagai bentuk antisipasi menyikapi
berbagai temuan tentang bahaya radiasi ponsel bagi kesehatan. Antisipasi ini
dianggap sebagai langkah yang tepat untuk meminimalkan bahaya dan resiko,
sampai ditemukan cukup bukti yang akurat terkait kebenaran hal tersebut.
Meski masih diperlukan
penelitian lebih lanjut, hasil temuan-temuan di atas bisa dijadikan peringatan
bahwa ternyata ada isu yang cukup serius dibalik penggunaan ponsel yang
dikhawatirkan bisa mengancam kesehatan manusia. Tak ada salahnya kita lebih
bijak dan mengikuti saran-saran di atas, selama menunggu para ilmuwan
mengumpulkan cukup data dan bukti yang bisa menjawab kebenaran temuan-temuan
tersebut.
KESIMPULAN
Menurut saya,cara yang
terbaik untuk mengatasi masalah ini adalah,dengan cara mengurangi pemakaian
alat komunikasi yang menggunakan gelombang elektromagnetik,yang mana dapat
mengganggu proses pertumbuhan dan perkembangan janin.adapun cara-cara yang lain
yaitu meletakkan alat-alat komunikasi yang menggunakan gelombang
elektromagnetik lebih jauh dari anggota tubuh,terlebih khusus rahim yang
menggandung janin,karena dapat mengganggu proses perkembangan otak janin,yang
menggakibatkan hiperaktif pada bayi saat di lahirkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar